Minggu, 16 Desember 2012

Asal Mula Keanekaragaman Hayati Indonesia



Indonesia adalah negara yang terdiri lebih dari 17 ribu pulau di dalamnya. Indonesia juga dikenal sebagai negara dengan ragam spesies flora dan fauna yang kaya dibanding berbagai negara lain di dunia.   Lalu... Bagaimana keanekaragaman itu bisa terbentuk dan ada di bumi Indonesia ?

Secara kuantitatif berikut adalah data mengenai kekayaan alam milik Indonesia, antara lain :
1. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang amat besar. Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Apabila perairan antara pulau-pulau itu digabungkan, maka luas Indonesia menjadi 1.9 juta mil persegi, dengan jumlah pulau berjumlah 17.504 pulau, termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak berpenghuni. Dari ribuan pulau tersebut,Indonesia memiliki 3 dari 6 pulau terbesar didunia, yaitu Pulau Kalimantan (pulau terbesar ketiga di dunia dgn luas 539.460 km²), Pulau Sumatera (473.606 km²) dan Pulau Papua (421.981 km²).
2.    Indonesia adalah Negara maritim terbesar di dunia dengan perairan seluas 93 ribu km2 dan panjang pantai sekitar 81 ribu km2 atau hampir 25% panjang pantai di dunia. Oleh karenanya, Indonesia memiliki Terumbu Karang (Coral Reef) terkaya di dunia (18% dari total dunia) dan memiliki species ikan hiu terbanyak di dunia (150 spesies).

FORMALIN DAN BORAKS SEBAGAI ZAT PENGAWET PRODUK MAKANAN



Penggunaan bahan tambahan makanan yang terlarang masih dilakukan. Bahkan tampaknya akan semakin tinggi jika mengambil segmen pengusaha pangan jajanan. Produknya justru banyak sekali dikonsumsi oleh masyarakat luas, termasuk kalangan remaja dan anak-anak usia sekolah.

A.  Pengertian dan Jenis Zat Aditif

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 329/Menkes/PER/XII/76, yang dimaksud zat aditif, yaitu bahan yang sengaja ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu makanan.  Sedangkan FAO dan WHO dalam kongresnya di Roma tahun 1956 menetapkan definisi zat aditif sebagai bahan-bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah sedikit untuk memperbaiki warna, bentuk, cita-rasa, tekstur, atau memperpanjang masa simpan (Winarno dkk, 1984). 
Zat aditif menurut peraturan Menkes No. 235 (1979) dapat dikelompokan menjadi 14 kelompok berdasarkan fungsinya, yaitu:(1) antioksidan dan antioksidan sinergis; (2) anti kempal; (3) pengasam, penetral dan pendapar; (4) enzim; (5) pemanis buatan; (6) pemutih dan pematang; (7) penambah gizi; (8) pengawet; (9) pengemulsi, pemantap dan pengental; (10) pengeras; (11) pewarna alami dan sintetik; (12) penyedap rasa dan aroma; (13) sekuestran; (14) zat aditif lain.  
Penggunaan zat aditif pada produk pangan harus mempunyai sifat: dapat mempertahankan nilai gizi makanan tersebut, tidak mengurangi zat-zat esensial di dalam makanan, mempertahankan atau memperbaiki mutu makanan, dan menarik bagi konsumen, tetapi tidak merupakan suatu penipuan.  Sedangkan zat aditif  yang  tidak boleh digunakan antara lain mempunyai sifat: dapat merupakan penipuan bagi konsumen, menyembunyikan kesalahan dalam teknik penanganan atau pengolahan, dapat menurunkan nilai gizi makanan, dan tujuan penambahan masih dapat digantikan perlakuan-perlakuan lain yang lebih praktis.

Minggu, 09 Desember 2012

Stem sel, Keajaiban Sebatang Sel Induk





Ketika sebuah penyakit tidak kunjung dapat disembuhkan, maka kemajuan teknologi membawa secercah harapan bagi penderita juga bagi dunia ilmu pengetahuan. Dengan stem sel, salah satunya asa itu tertanam.

Penemuan teknologi stem sel sungguh suatu terobosan luar biasa di dunia kedokteran. Betapa tidak. Dengan sebuah sel inti, penyakit yang tidak bisa disembuhkan seperti Parkinson, Alzheimer, suatu saat mungkin bukan lagi menjadi penyakit yang sulit diatasi.
Terapi stem sel secara revolusioner membuka peluang untuk memperbaiki kerusakan pada bagin tubuh dengan menggunakan sel sehat baru dengan cara transplantasi stem sel.

Transplantasi sel bertujuan untuk mendorong pertumbuhan sel baru dan sehat pada pasien dan untuk membuat pengganti sel-sel tertentu yang mengalami kerusakan untuk kemudian digunakan untuk transplantasi. Salah satu keuntungan transplantasi stem sel adalah tidak diperlukan donor tertentu yang memiliki kesesuaian untuk dilakukan transplantasi.

Beberapa penyakit yang memiliki potensi untuk dilakukan terapi stem sel misalnya terkait dengan darah, peyakit leukemia dan sickle cell anemia. Lalu yang berhubungan dengan saraf seperti Parkinson, stroke, dan alzheimer. Penyakit lain adalah infark myokard akut, diabetes melitus, distrofi muskular, sirosis hati, gangguan saraf tulang belakang, artritis, osteoporosis hingga luka bakar. 

Stem sel memang memiliki karakteristik istimewa hingga bisa digunakan sebagai ‘solusi’ untuk penyakit yang hingga kini tidak dapat disembuhkan. Stem sel, atau sel tunas/sel induk,  mempunyai sifat dapat membelah dan memperbaharui diri sendiri. Yang terutama, stem sel memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi berbagai tipe sel dewasa seperti sel saraf, jantung, pankreas, dan sebagainya.

Senin, 03 Desember 2012

Pengertian Rantai Makanan – Jenis dan contoh rantai makanan


pengertian rantai makanan

 Pada artikel ini akan membahas tentang pengertian dari rantai makanan. Perlu diketahui bahwa suatu organisme yang hidup di bumi ini akan selalu membutuhkan organisme lain dan lingkungan hidupnya. hubungan yang terjadi antara satu individu dengan lingkungannya sangat kompleks, bersifat saling mempengaruhi satu sama lain atau timbal balik. Hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem. Nah di dalam ekosistem ini terjadilah rantai makanan, aliran energi serta siklus Biogeokimia.

Pengertian rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan.

Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai saprofit.

pengertian rantai makanan


Rantai Pemangsa
Landasan utama dari Rantai Pemangsa adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3.



Rantai Parasit
Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.



Rantai Saprofit
Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga membentuk faring-faring makanan.



Rantai Makanan dan Tingkat Trofik
Salah satu cara suatu komunitas berinteraksi adalah dengan peristiwa makan dan dimakan, sehingga terjadi pemindahan energi, elemen kimia, dan komponen lain dari satu bentuk ke bentuk lain di sepanjang rantai makanan.
Organisme dalam kelompok ekologis yang terlibat dalam rantai makanan digolongkan dalam tingkat-tingkat trofik. Tingkat trofik tersusun dari seluruh organisme pada rantai makanan yang bernomor sama dalam tingkat memakan.
Sumber energi berasal dari matahari. Tumbuhan yang menghasilkan gula lewat proses fotosintesis hanya memakai energi matahari dan C02 dari udara. Oleh karena itu, tumbuhan tersebut digolongkan dalam tingkat trofik pertama. Hewan herbivora atau organisme yang memakan tumbuhan termasuk anggota tingkat trofik kedua. Karnivora yang secara langsung memakan herbivora termasuk tingkat trofik ketiga, sedangkan karnivora yang memakan karnivora di tingkat trofik tiga termasuk dalam anggota tingkat trofik keempat.

Senin, 26 November 2012

Pelipatan Protein: Sisi Gelap Protein

Hampir semua protein manusia memiliki segmen yang bisa membentuk amiloid yang berperan dalam menimbulkan penyakit. Akan tetapi sel-sel telah mengembangkan beberapa pertahanan rumit, seperti yang ditemukan Jim Schnabel.




Segmen protein dengan struktur 'steric zipper' bertautan membentuk tulang punggung fibril amiloid .M. R. SAWAYA

Menjadi amiloid merupakan salah satu hal terburuk dari sekian perubahan protein menjadi tidak baik. Dalam hal ini elemen-elemen yang sifatnya lengket dalam protein muncul dan menyemaikan pertumbuhan seperti fibril-fibril yang mematikan.

Penelitian sekarang menunjukan suatu gambaran yang lebih mengkhawatirkan. Dalam suatu kerja yang dilaporkan pada bulan Februari, tim yang dipimpin David Eisenberg di Universitas California, Los Angeles, menyaring ribuan protein untuk mencari bagian-bagian dengan kelengketan khusus yang dapat membentuk amiloid. "Efektifnya, semua protein kompleks memiliki bagian-bagian pendek ini yang jika terbuka dan cukup fleksibel mampu memicu pembentukan amiloid," kata Eisenberg seperti yang dikutip Nature.

Akan tetapi, tidak semua protein membentuk amiloid. 'Amylome', seperti yang dinamakan Eisenberg, terbatas karena hampir semua protein menyembunyikan bagian-bagian lengket ini dari langkah yang membahayakan atau setidaknya tetap mengontrol kelengketan mereka. Penemuannya dan penelitian lain mengindikasikan bahwa evolusi memperlakukan amiloid-amiloid sebagai suatu ancaman fundamental. Amiloid telah ditemukan di beberapa penyakit umum yang berhubungan dengan penuaan/umur, dan ada bukti bahwa penuaan itu sendiri membuat beberapa akumulasi amiloid tidak dapat dihindarkan.

"Keadaan amiloid seperti keadaan kegagalan suatu protein, dan dengan tidak adanya mekanisme proteksi, banyak protein kita menjadi demikian," kata Chris Dobson yang merupakan ilmuwan biologi struktural di Universitas Cabridge, Inggris. Beberapa laboratorium sekarang mencoba mencari cara untuk menambah atau meningkatkan mekanisme proteksi ini, dengan harapan memperlakukan atau mencegah tempat bersarangnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan amiloid. "Berbagai kemajuan dalam memahami amiloid bisa membawa kepada suatu kelas baru yang sangat kuat dari pengobatan untuk banyak kondisi-kondisi yang berhubungan dengan faktor usia," kata Sam Gandy yang merupakan seorang ilmuwan neurobiologi dan pengajar di Sekolah Pengobatan Mount Sinai, New York.

Emosi Otak Dipengaruhi Warna Cahaya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna cahaya mempengaruhi cara otak memproses rangsangan emosional.





Para peneliti menginvestigasi pengaruh instan cahaya serta komposisi warnanya pada pemrosesan emosional otak dengan menggunakan pencitraan resonansi magnetik fungsional.

Kita semua tahu bahwa hari yang cerah bisa mengangkat suasana hati kita. Namun, mekanisme otak yang melibatkan pengaruh cahaya sebagian besar masih belum diketahui.

Para peneliti di Pusat Penelitian Cyclotron (Universitas Liege), Pusat Neurosains Jenewa dan Pusat Sains Afektif Swiss (Universitas Jenewa), dan Pusat Penelitian tentang Tidur Surrey (Universitas Surrey) menyelidiki pengaruh instan cahaya serta komposisi warnanya pada pemrosesan emosi di otak dengan pencitraan resonansi magnetik fungsional. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa warna cahaya mempengaruhi cara otak memproses rangsangan emosional.

Senin, 19 November 2012

Arsitektur Otak Bedakan Persepsi Visual



Para ilmuwan menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa bagaimana tepatnya kita melihat lingkungan sekitar kita tergantung pada ukuran bagian visual otak kita




Kita semua sudah biasa mendengar pemikiran yang mengatakan bahwa pikiran dan emosi kita berbeda satu dengan lainnya, tapi kebanyakan orang mengasumsikan bahwa cara kita mempersepsi dunia visual biasanya sangat mirip satu dengan lainnya. Namun, korteks visual primer yaitu area di belakang otak yang memproses apa yang kita lihat di sekitar kita, diketahui berbeda-beda ukurannya hingga tiga kali lipat antara satu orang dengan lainnya.

Para peneliti di Wellcome Trust Centre for Neuroimaging di University College London (UCL) menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa ukuran area ini mempengaruhi bagaimana kita mempersepsi lingkungan kita.

Dr. D. Samuel Schwarzkopf, Chen Song dan Profesor Geraint Rees menunjukkan serangkaian ilusi optik kepada 30 relawan sehat. Salah satunya merupakan ilusi Ebbinghaus yang merupakan ilusi populer di mana dua lingkaran berukuran sama masing-masing dikelilingi oleh hiasan-hiasan sirkuler; lingkaran yang satu dikelilingi dengan hiasan lebih besar, dan lainnya dengan hiasan lebih kecil. Kebanyakan orang akan melihat lingkaran pertama lebih kecil dari yang kedua.